Semangat
Nasionalisme perlu dimiliki oleh semua warga negara Indonesia baik itu orang
tua atau pun anak kecil sekalipun, karena tanpa adanya rasa semangat
nasionalisme maka Indonesia ini hanya tinggal nama saja bahkan hanya menjadi
sejarah.
Faktor
dari dalam (internal)
- Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah
pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan
kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir,
dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai
bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat
untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa
lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka
mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa
Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
- Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika sejak zaman dahulu kala
Faktor yang mendorong rasa
nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang dilakukan oleh
bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu
sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama
perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang
berlainan (sehingga terjadi pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang
dilakukan bangsa barat). Mereka saling menghormati dan menjaga. Namun
kedatangan bangsa barat yang menjajah mengakibatkan mereka hidup miskin dan
menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
- Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan
munculnya golongan cendekiawan baik hasil
dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi
penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang
selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
- Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
- Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
- Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
- Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Faktor
dari luar (eksternal)
- Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia
dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi
yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang
bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea
tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia.
Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat
bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
- Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
- Pergerakan Kebangsaan India
India
untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India
National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal
Nehru, B.G. Tilak,
dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
- Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
- Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka masuk kantor atau pabrik.
- Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
- Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri.
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore.
·
- Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah
bangsa Spanyol di wilayah Filipina. Novel yang dikarangnya berupa Noli
Me Tangere (Jangan Sentuh Aku). Jose ditangkap tanggal 30 September 1896
dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio
Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina
tanggal 12 Juni 1898
tetapi Amerika Serikat
berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat
pada 4 Juli 1946.
·
- Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam
segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu.
Dasar gerakan San Min Chu I: 1. Republik Tiongkok adalah suatu negara
nasional Cina 2. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan
berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial
bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat
Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih
lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
·
- Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan
modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat
menumbangkan Khilafa. mustafa kemal merupakan agen negara barat untuk
mengahncurkan negara bersistemkan islam yang mulia itu. Mustafa Kemal merupakan
agen Inggris (Negeri Penjajah)yang mengadu doma antara rakyat turki dan
pememimpinnya, agar muncul ketidakpercayaan terhadap pemimpin dari rakyat
turki. padahal sistem islamlah (khilafah)yang telah membawa rakyat turki
menjadi masyarakat yang sejahtera, bukan negara dengan sistem demokrasi.
·
- Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang
kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan
modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya
organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan
dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia
untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di
negaranya.
- Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar
negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan
islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa
di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan
ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di
Indonesia.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Tumbuhnya
Nasionalisme di Indonesia
Karena adanya faktor pendukung
diatas maka di Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat
nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan
nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan
kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya
adalah mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan
pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan Nasionalisme
dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki
kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan
merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa
tersebut.
Perkembangan
Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa
nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu
dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini.
Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional,
lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu
mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan
penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan
Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan
sejak :
- J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850.
- Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia.
- Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
- Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
- Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
- Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia.
- Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Peranan
Nasionalisme di Indonesia
Perkembangan nasionalisme yang
mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional guna seakan melawan
penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam
masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional,
dan golongan pers.
- Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar dalam masyarakat
Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite sebab masih sedikit penduduk
pribumi yang dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan
merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia. Mereka
memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang
dirasa memiliki kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka
miliki, golongan terpelajar dipandang sebagai orang yang memiliki pandangan
yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka dianggap memiliki
kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas mereka akan
membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka
mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari
daerah yang berbeda tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk
mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi
budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk
perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka
membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha
menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa
nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan
nasional daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya
melalui organisasi pergerakan nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk
melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki
peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya sangat terbatas
(minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan
nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan
memperoleh kemerdekaan.
- Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan
mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan dokter.Keanggotaan
golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan profesional ini
lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan
profesional pada masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat,
sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu.
Sehingga golongan ini dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang
kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
a) Peran Guru
- Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan.
- Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia.
- Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.
- Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.
- Guru telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
- Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru tempat perjuangan mereka
adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di sekolah tersebut guru
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya.
Contoh lembaga pendidikan yang ada,
yaitu :
- Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
- Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan
Melalui gurulah dihasilkan
tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar dunia. Di tangan
gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka mungkin
Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
b) Peran Dokter
- Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.
- Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui penyakit yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
- Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan Mangunkusumo.
- Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia
pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup
besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers dapat dilihat dalam bentuk
surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar hanya digunakan
untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari masyarakat
pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi menggunakan
bahasa Melayu. Peran media :
- Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia.
- Melalui Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.
- Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia.
- Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
- Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pada masa pergerakan nasional
Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat penting bahkan organisasi
pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri,
seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat
Islam), Het Tiidsriff dan De Expres (Indische Partij), Indonesia
Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran
Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru)
Surat kabar yang dimiliki oleh
organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan
bentuk-bentuk perjuangan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan
memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan
perkembangan yang sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo (Perpanjangan
tangan Belanda) diakui oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Secara singkat
perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi
Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri
organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme
Indonesia adalah sebagai berikut.
- ) Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan
nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan
budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat
Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
- ) Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di
Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan
Gerakan Pemuda.
- ) Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan
nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara
kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah).
Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia,
PKI, PNI.
- ) Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di
Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap
pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi
pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah
Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah
Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme
tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan
sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di Indonesia.
Nasionalisme adalah rasa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, cerminan dari
komitmen yang pernah diikrarkan berpuluh-puluh tahun lampau, bertolak dari rasa
persaudaraan, senasib sepenanggungan.
Sumber:wikipedia